Saya baru saja merayakan 5 bulan saya berada di Norwegia. Senang dan sekaligus sedih. Tidak perlu dijelaskan mengapa. Tapi intinya saya menikmati hari-hari saya disini, meskipun tidaklah selalu mudah tentunya.
Hal-hal yang membuat bibir saya langsung senyum pasta gigi adalah ketika orang-orang terdekat saya disini bilang, "Kamu layaknya seorang orang Norwegia" atau "I think that you are Scandinavian at heart". Saya belum tahu pasti apa yang membuat beberapa orang berkata seperti itu, tetapi yang pasti saya senang ketika orang-orang mengatakan hal-hal tersebut ke saya, baik secara langsung atau tidak. Tetapi lebih dari itu semua saya setiap harinya makin bangga dilahirkan sebagai orang Indonesia :-)
Sudah begitu banyak kejadian yang terjadi dalam tempo 5 bulan ini, dan kejadian yang paling saya ingat adalah kejadian-kejadian yang 'tidak biasa' terjadi dalam hidup saya. Hal tersebut membuat saya jadi berpikir, ada bagusnya juga bila kita melenceng sedikit dari masyarakat, biar diingat sama orang hahaha.
Kejadian Mengenai Usia
Kejadian yang pertama terjadi saat saya baru saja memulai perjalanan saya. Ketika saya baru memasuki pesawat dari Singapura menuju London, sambil memberikan sebuah senyuman saya menunjukan tiket pesawat kepada pramugari maskapai Inggris itu. Sekian detik berlalu tiba-tiba di tangan saya sudah ada 2 buah goodie pack untuk anak-anak. Saya tidak bisa bilang apa-apa lagi selain "terima kasih". Saya jadi berpikir, apakah wajah saya sekanak-kanak itukah? Hahaha, yang penting pikiran saya tidak.
Kejadian berikutnya adalah minggu lalu, ketika menghadiri perayaan sabuk baru klub Tae Kwon Do adik saya disini. Kami semua, anak-anak yang ikut Tae Kwon Do beserta segenap keluarganya masing-masing makan siang di sebuah restoran yang menyajikan pizza sebagai menu utamanya. Belum lama saya duduk, di depan saya anak perempuan yang berusia sekitar 8-9 tahun bertanya ke adik saya"apakah itu (menoleh ke saya) ibu kamu?". Saya dan adik saya pun spontan tertawa. Adik saya pun menjelaskan kepada anak perempuan itu, "bukan dia kakak saya dari Indonesia. Kalaupun dia ibu saya akan menjadi sangat aneh, karena itu artinya dia melahirkan saya ketika dia berusia 5 tahun". Hahaha, sekarang saya jadi bertanya, apakah wajah saya setua itukah?
Kejadian Mengenai Penggunaan Uang Jajan
Di sebuah akhir pekan, ketika saya pergi ke pasar swalayan saya melihat seorang anak laki-laki berusia sekitar 8-9 tahunan berdiri di depan sebuah kasir. Bukan kasir pasar swalayannya, tetapi di kasir bagian penjualan lotere. Saya diam-diam perhatikan, dia membeli sebuah lotere senilai kr 25. Lotere biasa, yang tinggal 'digosok' menggunakan koin. Tidak lebih dari satu menit, ia langsung 'menggosok' loterenya, lalu kembali menuju kasir bagian lotere. Tampang-tampangnya ia hanya menang antara kr 25 atau kr 50. Lucu-lucu saja. Saya jadi ingat mengenai sebuah kejadian di Jakarta, sekitar satu tahun lalu. Ketika beberapa anak pengamen jalanan bermain 'judi' dan dijebloskan ke penjara. Coba mereka tinggal disini, pasti tidak akan berurusan dengan polisi.
Disini lotere itu sebuah hal yang segenap lapisan usia gemari, bukan hanya untuk yang 'tua-tua' saja. Kadang untuk hadiah ulang tahun misalnya, orang kasih lotere sebagai hadiah. Bisnis 'pembuatan lotere' disini maju, sejalan dengan ekonominya yang juga maju.
(Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar